Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!
– Mazmur 105:1
Hai saudara-saudari dalam kasih Yesus, saya Hendri, jemaat GKY Singapore. Saya ingin menceritakan pekerjaan Tuhan dalam hidup saya, tentang cinta kasih yang Tuhan ajarkan dalam hidup saya.
Pada awal tahun 2021, saya bersama Nurture Group sedang belajar tentang Allah yang adalah kasih. Kami berlatih bersama membaca ayat ini berulang-ulang:
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
- 1 Korintus 13:4-8
Saya saat itu tidak menyadari bahwa Tuhan sedang mempersiapkan saya menghadapi kehilangan.
Ini dimulai ketika saya video call Mamah, dia bercerita bahwa dia sedang sakit radang tenggorokan, sepertinya hanya sakit ringan dengan melihat wajahnya yang masih ceria. Tetapi dalam hitungan hari, bertambah dengan sakit kepala hebat. Kecemasan pun mulai datang. Waktu itu, apa yang baru saja saya pelajari mengingatkanku bahwa:
Allah itu baik! Selamanya Allah itu baik!
Dia adalah kasih yang sempurna!
Tidak ada niatan buruk dalam diri-Nya!
Melalui potongan ayat ini, "Kasih itu sabar", saya berdoa dan mengingatkan Mamah:
"Yang sabar ya, Mah (melalui sakit ini)."
Besoknya, hasil tes menunjukan Mamah positif terinfeksi Coronavirus.
Setelah mendengar kabar ini, potongan ayat berikutnya mengingatkan saya, "Kasih itu tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain". Itu menahan saya untuk menyalahkan orang lain, atau mencari tahu mengapa Mamah bisa terinfeksi. Dorongan untuk menuduh selalu ada tetapi apakah Mamah akan sembuh seandainya tuduhan itu terjawab atau terbukti benar? Pastinya tidak ada gunanya dan menjadi kepahitan.
Hal yang bisa dilakukan saat itu adalah terus berdoa meminta kemurahan Tuhan. Di tengah ketidak-tahuan (karena apa dan harus berbuat apa), saya terus berharap dan ingin Mamah juga terus berharap, seperti potongan ayat selanjutnya, "(Kasih itu) percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu". Kami percaya, kesembuhan tidak mustahil bagi Tuhan.
Best AI Website Creator