Testimony:
The Joy in Serving - Extension of God’s Love

Mobirise

Shalom semuanya, perkenalkan nama saya Helena.
Saya sudah beribadah di GKY selama 23 tahun atau sejak saya masih bayi. Sebelum berjemaat di GKY Singapore , saya beribadah di GKY Pluit bersama kedua orang tua & kedua kakak saya.

Saya mengucap syukur kepada Tuhan. Setiap hari Minggu selalu menjadi hari favorit saya, karena saya sekeluarga pergi ke gereja bersama untuk beribadah dan selanjutnya kami pelayanan di sekolah minggu. Kedua orang tua saya melayani di kelas besar, sedangkan saya menjadi pemusik di kelas batita. Saya senang sekali dikelilingi banyak guru-guru senior, bahkan suatu sukacita besar saya dapat ikut terlibat dalam pelayanan Sekolah Minggu bersama guru-guru yang dulu mengajar saya.

Awal mula menjadi guru sekolah minggu
Dari sejak kecil, kedua orang tua saya membawa saya ke gereja untuk beribadah setiap minggu. Suatu hal yang menggembirakan juga bisa bertemu dengan teman-teman dan ikut paduan suara. Setiap minggu saya ikut sekolah minggu dua kali karena menunggu papa mama rapat, pelayanan sekolah minggu dan kemajelisan.

Bermula dari ingin mengisi waktu, saya pun ikut terlibat melayani menjadi pianis sekolah minggu. Dengan sejalannya waktu, saya melihat pimpinan dan rencana Tuhan yang indah dalam hidup saya. Melalui rangkulan guru-guru dan antusias orang tua untuk mendorong anak-anak beribadah, juga kecintaan saya terhadap anak kecil, Roh Kudus mendorong dan menggerakan hati saya untuk setia melayani. Tujuan saya melayani pun berubah, dari yang sekedar mengisi waktu menjadi fokus untuk membawa jiwa kepada Tuhan.

Transisi pelayanan dari Jakarta ke Singapura
Ketika saya lulus SMA dan melanjutkan studi ke Singapore, saya diperkenalkan dengan GI. Johan dan keluarga. Saya dirangkul dan diajak untuk aktif menjadi guru Sekolah Minggu GKY Singapore di kelas Batita. Senang sekali rasanya karena memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan. Tidak terasa sudah 5 tahun melayani dan sukacita melayani terus bertambah melihat antusias anak-anak untuk mengenal Tuhan lebih dalam, sehingga menjadi penyemangat untuk setia melayani di tengah kesibukan kerja dan pelayanan lainnya.
Kebaikan Tuhan sepanjang pelayanan di sekolah minggu
Tidak jarang saya mendapatkan pertanyaan, “Untuk apa menjadi guru sekolah minggu? Anak-anak masih kecil dan belum paham, jangan membuang-buang waktu”. Waktu muda sebaiknya digunakan untuk mencoba berbagai hal baru. Ditengah-tengah pertanyaan tersebut, saya berpegang teguh kepada prinsip karena saya melihat kebaikan Tuhan dalam pelayanan sekolah minggu. Beberapa contoh yang saya rasakan adalah ketika murid-murid juga ikut melayani, seperti bergabung dengan paduan suara White Lily. Hal lainnya adalah ketika Firman yang diceritakan bukan saja menjadi berkat untuk murid, melainkan juga untuk pendamping (kakek, nenek, dan helper) yang belum percaya kepada Tuhan. Pintu kesempatan untuk menyebarkan injil pun terbuka luas. Puji Tuhan, ada jiwa-jiwa yang diselamatkan. Nenek dari salah satu murid sekolah minggu percaya kepada Tuhan dengan bimbingan Guru Injil di gereja.

Melalui Sekolah Minggu, saya pun terus diajar dan dibentuk, terutama ketika anak-anak menanyakan berbagai pertanyaan di kelas. Selalu saja ada hal baru yang bisa didapat melalui kelas persiapan. Bersyukur juga untuk guru-guru dan tim kerja yang saling mendukung dan memberi perhatian. Saya melihat banyak kebaikan Tuhan melalui Sekolah Minggu dan mengajak saudara-saudara untuk turut berbagian dalam pelayanan Sekolah Minggu dan mengalami kasih Tuhan bersama.
Mobirise

Tantangan pelayanan sekolah minggu
Salah satu tantangan pelayanan Sekolah Minggu yang saya rasakan adalah dalam hal komitmen waktu. Karena bukan hanya mengajar di kelas saja, tetapi harus menyediakan waktu untuk mendalami materi, kelas persiapan, kelas pembinaan guru, dan pembesukan.

Kesulitan pelayanan Sekolah Minggu lainnya yang saya rasakan selama masa pandemi ini adalah untuk menjangkau anak-anak. Ibadah dan pembesukan yang dilakukan secara online tentunya terasa berbeda dengan bertemu secara fisik. Berbagai usaha dilakukan untuk menarik perhatian para murid, seperti rekaman video worship yang membutuhkan banyak latihan dan persiapan. Namun ditengah-tengah semuanya itu, saya tetap tidak putus asa mendoakan supaya hati anak-anak tetap sukacita dan terpusatkan pada Tuhan.

Ayat pedoman Matius 28:19-20
Satu ayat yang menjadi pedoman saya adalah Matius 28:19-20. Injil ini menjadi pegangan saya untuk menyatukan visi dengan kerinduan Allah terhadap dunia ini, yaitu untuk pemuridan dan membawa orang-orang untuk mengenal Kristus.

Di kala batin terasa letih lesu, saya berpegang kepada kebenaran bahwa Tuhan beserta dengan saya. Bukan hanya untuk saat ini, namun selama-lamanya. Biarlah nama Tuhan saja yang dipermuliakan. Amin.

Helena,
Singapore 2021 

RECENT NEWS

Info Persembahan

CONTACT

SEKRETARIAT GKY SINGAPORE
Fortune Centre
190 Middle Rd #12-01A
Singapore 188979
(+65) 97610900
info@gkysingapore.org

Offline Website Creator